Rabu, 25 Juni 2008

Menghindri Rezeki Yang Illegal

Oleh : Uti Konsen.U.M. (pontianak Post)
“Dan janganlah sebagian kalian makan harta sebagian yang lain dengan batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim dengan maksud agar kalian dapat makan harta orang lain dengan (jalan) dosa padahal kalian mengetahui.“ (Al Baqarah 188). “Serapat padat selimut asap, cepat atau lambat, perbuatan jahat pasti akan terungkap,“ demikian antara lain kalimat yang diucapkan oleh almarhum Ali Said SH, hakim yang membacakan vonis hukuman mati terhadap salah seorang gembong dalang G.30.S. / PKI pada tahun 1966 yang lalu. Akhir-akhir ini berbagai kasus penggelapan, pencurian (korupsi), kolusi, penyelewengan dan kejahatan sejenis lainnya termasuk berita paling marak yang terus ditayangkan oleh televisi swasta nasional dan dimuat dalam berbagai media cetak. Herannya, peristiwa penangkapan oleh aparat keamanan dan sanksi yang dijatuhkan kepada para pelaku tersebut, tidak membuat jera yang lainnya. Padahal betapa malunya dan hancurnya martabat diri pelaku dan keluarga mereka dimata masyarakat. Ini baru di dunia. “Menurut bahasa Quran, gelap itu zulm. Pelaku penggelapan adalah zalim. Nah, orang zalim itu pendosa besar. Dan kata zulm adalah lawan kata nur yang berarti cahaya. Lewat Al Quran Allah SWT berkata bahwa Dia membawa (manusia) dari kegelapan ke terang benderang. Min al –zulumati ila al-nur. Sedang setan sebaliknya membawa dari terang ke gelap. Jadi menggelapkan itu pekerjaan setan. Dan mereka yang membantu penggelapan adalah pembantu setan, “ demikian antara lain kilah S.Saiful Rahim dalm tulisannya ‘Menggelapkan Itu Pekerjaan Setan.‘ Betul, sekilas orang yang kaya dengan harta hasil illegal tampak hidup enak. Tapi, kalau Anda tahu bagaimana perasaan hatinya, keresahan jiwanya dan rasa tak aman batinnya ketika dia masih hidup, sungguh tak sepadan dengan kenikmatan yang diterima dari harta ilegal itu. Rasulullah SAW bersabda: “Dosa adalah hal yang membuat hatimu was-was. Sedang engkau tidak ingin terlihat oleh manusia“ ( HR.Muslim, Turmuzi dan Ahmad ). Itulah dosa. Dosa yang timbul dari perbuatan illegal. Saat manusia melakukan perbuatan secara illegal, maka itu akan membuat hatinya menjadi tidak tenang, dan ia pun akan malu bila dilihat manusia lain saat melakukannya. “Harta yang diperoleh dari illegal adalah biang setan. Allah akan menyiksa manusia dengan harta itu – baik di dunia maupun di akhirat. Orang yang menikmati harta illegal, ujar Imam Ghazali, darahnya kotor. Karena kotor, ia pun selalu dikerubungi setan. Dan setan akan mengarahkannya pada pencarian harta haram berikutnya. Mereka hidup dan berteman dengan setan yang menjadi musuh Allah, “ kilah Saifuddin Simon dalam tulisannya ‘Harta Haram.‘ Mereka – para pemakan harta illegal itu – kata Ibrahim bin Adham, telah jadi ‘bangkai hidup‘ yang menjijikkan. Di zaman Bani Israil, ada seorang penjual susu sapi perah. Agar memperoleh untung banyak, sebelum dijual, susu sapi murni itu dicampur dulu dengan air. Perbuatan yang tidak terpuji ini terus berlangsung, walaupun pernah diingatkan oleh anak perempuannya. “Benar“ juga. Dari penipuan yang merugikan konsumen itu, membuat jumlah sapi perahnya bertambah menjadi beberapa ekor, demikian pula harta benda yang dimilikinya. Tapi pada satu ketika turun hujan dengan lebat yang berlangsung cukup lama, sehingga menimbulkan banjir besar yang menenggelamkan dan menghanyutkan banyak rumah penduduk, termasuk harta kekayaan si penjual susu sapi perah itu. Mengalami musibah tragis ini, si penjual susu sapi perah itu menjadi sedih dan meratap. “Ayah tidak perlu sedih, boleh jadi air yang ayah campurkan ke dalam susu murni yang ayah jual itu berkumpul menjadi satu dan menyebabkan banjir ini,“ jelas sang anak mengingatkan. Ayahnya termenung namun ibarat peribahasa ‘Nasi sudah menjadi bubur.‘ Syaikh ‘Ali Al-Khawwash berkata : “Makanan yang diperoleh secara illegal, berpengaruh terhadap karakter dan kesungguhan jiwa. Makanan yang dimakan seseorang berpengaruh terhadap keadaan keturunannya. Semakin sering keturunan kita diberi makanan yang berasal dari sumber illegal, mereka akan rentan dengan kerusakan akhlak dan penyimpangan. Anak yang dibesarkan dengan harta illegal akan tumbuh dengan karakter buruk, kasar dan tidak memiliki rasa solidaritas kepada temannya. Anak yang dibesarkan dengan harta illegal akan mudah melakukan penyimpangan seks. Karena itu, hati-hatilah dengan harta illegal yang engkau dapatkan. “ Sufyan Al-Tsauri juga menegaskan: “Memegang harta illegal lebih berbahaya daripada memegang ular hitam berbisa. Sebab, ia selalu mendorong dirimu melakukan penyimpangan dan penyelewengan.” “Harta gelap (illegal) adalah perkara berat dan berdampak besar, baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, ekonomi negara bangkrut dan pemulihannya selalu gagal. Adapun di akhirat pelaku akan memikul semua ghulul di pundaknya. Kala dia berteriak : “Ya Rasulullah, tolonglah aku“ Rasulullah SAW.malah menjawab : “Aku tidak bisa menolong sedikitpun,“ ( HR.Muslim ). Artinya, meski tidak selamanya, pelakunya bakal disiksa di neraka, kecuali bila bertobat dan ghulul tadi dikembalikan,” tutur Fahmi AP Pane dalam tulisannya ‘Mengambil Jatah Rakyat.‘ Mu’adz bercerita: “Rasulullah SAW mengutusku ke Yaman sebagai penguasa disana. Setelah aku berangkat, beliau mengutus seseorang menyusulku. Aku pulang kembali. Rasulullah SAW bertanya kepadaku ‘ Tahukah engkau mengapa aku mengutus orang menyusulmu? Janganlah engkau mengambil sesuatu untuk kepentingan sendiri tanpa izinku. Itu merupakan khianat dan barangsiapa berbuat khianat pada hari kiamat akan dibangkitkan dalam keadaan memikul beban apa yang dikhianatinya. Untuk itulah engkau kupanggil dan sekarang berangkatlah untuk melaksanakan pekerjaanmu. “Bayangkan, jarak Yaman dengan Madinah itu sangat jauh. Muadz dipanggil hanya untuk mendengar pesan tersebut, saking pentingnya. Ali bin Abi Thalib KW menegaskan bahwa harta adalah fitnah atau godaan bagi kehidupan manusia. Harta begitu menggoda sehingga untuk mendapatkannya cara apapun ditempuh oleh manusia yang lemah imannya, baik cara yang halal atau illegal. Pun dalam penggunaannya tidak lepas dari dua sisi, yaitu untuk yang halal dan yang haram, sebagai sarana taat kepada Allah dan sebagai fasilitator kegiatan maksiat kepada-Nya. Satu ketika Rasul SAW pergi ke pasar dan melewati seorang pedagang yang menjual setumpuk makanan. Beliau memasukkan tangan ke dalamnya, kemudian jari-jarinya terasa basah. Lalu beliau bersabda, “Apakah ini wahai saudaraku?“ Sang pedagang menjawab, “Makanan ini ditimpa hujan.“ Beliau bertanya: “Mengapa tidak kamu letakkan diatas, agar dapat dilihat orang? Barang siapa yang menipu orang, maka dia bukan termasuk umatku!“ Wallahualam. **

Rezeki yang Telah Ditetapkan, Pasti Didapat

Oleh : Uti Konsen (pontianak post)
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata.“ ( Hud : 6 ) Menurut ayat diatas, semua yang diciptakan oleh Allah sudah dilengkapi dengan rezeki, termasuk manusia. Begitu ajaibnya jalan rezeki kita misalnya, sejenak dapat kita ikuti jalurnya. Jatah rezeki kita telah ditentukan oleh Allah SWT setelah empat bulan di perut ibu. Rezeki ada yang baik atau yang buruk, tergantung cara mengambilnya. Rezeki yang buruk karena cara mengambilnya yang buruk. Ketika kita dalam perut ibu, rezeki kita masuk lewat tali ari-ari karena belum bisa berbuat. Setelah lahir, walau tali ari-ari digunting, tetap saja bertemu dengan rezeki kita lewat air susu ibu. Saat air susu berhenti, Allah menyediakan bebagai makanan yang kalau lapar tinggal menangis, maka rezeki akan datang. Makin dewasa makin gigih ikhtiarnya menjemput rezeki karena Allah telah menyiapkan kekuatan fisik, akal dan indera perasa. “Karenanya kita jangan malas mencari nafkah, binatang pun selalu berikhtiar untuk mendapatkan rezekinya. Rasulullah SAW pernah terkesan kepada burung yang pergi pagi dengan perut kosong, tapi setelah terbang kembali dengan perut kenyang. Jadi kuncinya adalah terbang ( bergerak ) dan itu tak bisa didapatkan dengan sayap yang malas. Binatang yang tak mempunyai akal saja mati-matian ikhtiar hingga bisa bertemu dengan rezekinya. Mustahil manusia yang mempunyai akal tak bertemu dengan rezekinya, “demikian antara lain ujar Aa Gym dalam buku ‘Menjemput Rezeki Dengan Berkah.“ Al Hassan Al Bashri bertutur, “Aku telah membaca sembilan puluh tempat dalam Quran bahwa Allah telah menetapkan semua rezeki dan menjaminnya bagi makhluk. Dan pada satu ayat aku membaca, Setan menjanjikan ( menakut-nakuti ) kalian dengan kemiskinan dan menyuruh kalian untuk berbuat kejahatan ( kikir )” ( QS.2 : 268 ) Abu Hurairah RA berkata, “ Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, seseorang yang keluar mencari kayu bakar (lalu hasilnya dijual) untuk bersedekah dan menghindari ketergantungan kepada manusia, itu lebih baik dari seseorang yang meminta-minta kepada orang lain, baik diberi atau pun ditolak. Karena sesungguhnya tangan yang di atas ( memberi ) itu lebih baik daripada tangan dibawah ( meminta ).” ( HR.Muslim ). Andai saat ini kita merasakan kesempitan rezeki, bagaimana caranya agar kita bisa berharap bahwa Allah akan melapangkan rezeki kita dan kita yakin akan terkabulnya harapan tersebut? Caranya, bukalah keyakinan dalam hati kita bahwa Allah itu Maha Kaya. Hanya Dia pemilik jagat raya. Makhluk-makhluk yang tiada daya saja diberi dan orang-orang durjana saja dicukupi. Masak kita tidak. Imam Ibnu Athoillah dalam kitab Al Hikam antara lain berkata, “Apabila engkau ingin dibukakan oleh Allah pintu harapan, maka perhatikanlah kebesaran nikmat-nikmat dan rahmat Allah yang berlimpah kepadamu. Dan bila engkau ingin dibukakan rasa takut, maka perhatikanlah amal perbuatanmu kepada-Nya.“ Amin bin Abd. Qais mengungkapkan, “Tiga ayat dalam Quran, jika aku mengucapkannya, aku tidak peduli dengan apa yang akan terjadi padaku di subuh dan sore hari. Pertama, apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya (Surah 35 : 2). Kedua, Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan ( Surah 65 : 7 ). Ketiga, Dan tidak ada suatu binatang melata pun ( segenap mahluk Allah yang bernyawa ) di bumi melainkan Allah-lah yang menanggung rezekinya.( surah 11:6 ).” Al Waki meriwayatkan, “ Kami pernah mandatangi Rasulullah SAW yang sedang mengerjakan sesuatu, membangun sebuah rumah, lalu kami mengeluhkan kesusahan kami kepadanya. Ketika selesai, beliau memanggil kami seraya bersabda, “Janganlah kalian putus asa dari rezeki selama kepala kalian masih bergoyang. Sebab, manusia itu dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merah tubuhnya, tidak memiliki kulit. Lalu Allah memberinya rezeki berupa kulit.“ ( HR.Ahmad ). Rasulullah SAW bersabda, ” Tidak satu tananan pun di bumi, tidak buah di atas pohon, dan tidak pula sebutir biji pun di kegelapan bumi kecuali padanya tertulis, ‘Bismillahirrahmaanirrahim rezeki fulan bin fulan’ serta tidak ada sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata.“ ( HR. Yazid bin Harun ) Ada satu kisah menarik. Di masa mudanya Ibrahim bin Adham suka berburu. Suatu hari, setelah letih berburu beliau istirahat sambil menggelar tikar dan siap akan menyantap hidangan. Tiba-tiba muncul seekor burung gagak. Belum lagi Ibrahim sempat memanahnya, gagak itu dengan tangkas menyambar dan menerbangkan sepotong roti miliknya. Karena jengkel, Ibrahim mengejar burung itu sampai ke lereng bukit yang sepi. Betapa terkejutnya dia ketika disana dilihatnya ada seorang lelaki tergeletak dengan kaki dan tangan yang terikat. Tanpa pikir panjang, dibukanya tali ikatan itu. Ketika ditanya, lelaki malang itu menjawab ” Aku pedagang yang dirampok dan sudah tujuh hari diikat di sini.“ ” Lalu siapa yang memberi kamu makan dan minum?” tanya Ibrahim lagi. “Masya Allah. Ada saja rezeki yang diantarkan padaku lewat hamba-Nya. Misalnya gagak itu. Rezeki yang Allah kirimkan hari ini adalah sepotong roti yang diantarkan gagak,“ terangnya. “Subhanallah. Bila binatang saja bisa menolong manusia, mengapa aku tidak?” bisik hatinya. Konon setelah itu Ibrahim pulang ke istananya dan menyedekahkan seluruh kekayaannya, kemudian ia pergi ke Mekah untuk menuntut ilmu. Kelak dia menjadi sufi besar. Allah SWT berfirman, “Dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan memberi minum kepadaku, “ ( Asy-Syuara (26 ) : 79 ). Ayat ini menyiratkan bahwa hanya Allah-lah yang memberi rezeki dan yang memberikan segalanya. Setiap makhluk, termasuk kita ini, memang Allah-lah yang menjamin segala kebutuhannya. Tugas kita hanya menjemput makanan yang Allah jaminkan itu dengan cara terbaik sehingga ikhtiar mencari rezeki baginya menjadi acara amal saleh, acara ibadah dan acara yang penuh makna. Wallahualam

Kamis, 01 Mei 2008

Betapa Hal Kecil Bisa Merubah Hidup Anda

ANDA MUNGKIN SERING MEREMEHKAN
Anda mungkin sudah sangat sering mendengar nasehat ini, "api kecil adalah kawan, api besar adalah lawan". Saat api masih kecil ia adalah energi yang bersahabat dan menghangatkan. Akan tetapi, saat ia menjadi besar dan tidak terkendali, ia akan menjadi malapetaka yang menyengsarakan. Anda, biasa mencontohkannya dengan kebakaran.
Api yang kecil sering kita remehkan. Mungkin saja karena ia masih "no harm", cuma hangat dan sama sekali tidak panas. Api kecil kita remehkan hanya karena ia bersahaja dan bersahabat. Terus begitu sampai semuanya sudah terlambat. Itulah yang bisa terjadi sesungguhnya, yaitu sikap yang meremehkan. Maka, tidak jarang kita mendengar musibah kebakaran, yang terjadi "hanya karena" sepuntung rokok, setengah sisa lilin, atau sepercik sulut dari colokan AC yang "konslet".
Disadari atau tidak, kita juga sangat mungkin sering memandang sesuatu dengan sebelah mata. Plastik kresek di tengah jalan. Botol air mineral yang menyumbat selokan. Sedikit air menggenang di batok kelapa yang telentang. Seulas oli yang merembes di sela-sela sil mesin kendaraan, dan sebagainya.
Bisa jadi, kita juga sering meremehkan apa yang ada pada orang lain. Orang yang cacat, orang yang tidak mampu, orang yang berpenampilan buruk, orang yang tak terdidik, orang yang ber-iq rendah, orang yang tidak bisa menyebutkan huruf "r" dengan benar, orang yang tidak ngganteng, dan sebagainya.
Bahkan disadari atau tidak, kita mungkin sudah terbiasa juga dalam meremehkan, apa-apa yang ada pada diri dan di dalam jiwa kita. Bahwa Anda perlu mencoba menulis, sebanyak Anda berbicara atau mendengar, Anda belum tentu melakukannya. Bahwa kita perlu secara teratur berolahraga, kita mungkin lebih memilih bergelung di pagi buta. Bahwa Anda perlu juga berekreasi dan tidak terlalu gila dalam bekerja. Bahwa kita tidak perlu terlalu banyak bagadang. Bahwa Anda musti selalu berpikiran positif. Bahwa kita perlu untuk sering bersilaturahim. Bahwa Anda perlu ikhlas dan menerima keadaan tanpa terlalu banyak bertanya, dan sebagainya.
Semua itu mungkin saja kita remehkan, sampai semuanya mulai terbuka. Terbuka menyeruak dan menunjukkan sikap protesnya. Maka, mulailah tubuh Anda merasa kurang fit. Hati Anda lebih mudah terguncang dan tergoyahkan. Fisik Anda mulai melemah. Pikiran Anda mulai kacau. Iri dan dengki mulai menghinggapi. Bermacam-macam implikasinya. Bagaimana dengan tekanan darah? Bagaimana dengan kondisi jantung yang mungkin bisa menjadi lemah?
Kesadaran itu seperti hampir selalu terlambat datangnya. Sebabnya, hanya karena kita telah terlanjur meremehkan dan menunda. Jika Anda tidak termasuk dalam contoh di atas, ya syukurlah. Anda, bisa jadi sehat jiwa dan raga. Congratulation!
HAL KECIL BISA MERUBAH HIDUP ANDA
Dua pertanyaan yang paling sering harus Saya jawab berkaitan dengan workshop sehari Saya adalah:
Apakah satu hari bisa merubah hidup Saya?
Apakah perubahan itu akan permanen sifatnya?
Saya biasa menjawabnya dengan gambaran yang sederhana. Saya jelaskan sambil bertanya, "apakah satu detik bisa merubah hidup seseorang?" Kemudian Saya jawab sendiri, "ya!" Bagaimana hal itu bisa terjadi? Di sinilah Anda sering lupa, karena sebenarnya jawaban pertanyaan itu selalu berseliweran di depan mata Anda!
Bukan bermaksud mendoakan terjadinya musibah dan bencana, ini hanya gambaran dan cerita.
Seseorang yang terbiasa berkendaraan di jalan tol, mungkin saja meremehkan aktivitas berkendaranya. Jika tidak berhati-hati, "kemelengannya" akan membawa celaka. Dan "meleng" itu, adalah jelas sebuah tanda meremehkannya. Atau jikapun yang bersangkutan sudah cukup berupaya untuk selalu fokus dan berkonsentrasi dengan kemudinya, mungkin saja tiba-tiba mobilnya pecah ban. Sangat mungkin bukan? Berapa detikkah itu terjadi? Berubahkah hidupnya? Berubahkah hidup keluarganya? Berubahkah hidup anak dan istri atau suaminya?
Sebuah pesawat yang terjun menghunjam ke laut dan terus merasuk sampai ke dasarnya, berapa detik? Kapal yang tenggelam ke dasar laut, berapa menit? Berubahkah kehidupan mereka, kehidupan sanak dan familinya? Ya! Hidup ini tidak akan pernah sama lagi bagi mereka.
Tapi Pak Sopa, bukankah semua itu adalah persoalan besar dan bukan hal kecil seperti yang Bapak maksud? Ya saudaraku, kita tidak bisa tidak, akan melihatnya sebagai sebuah peristiwa besar yang memilukan setiap hati dan mata. Peristiwa kemanusiaan yang penuh tragedi dan bela sungkawa. Memang itulah adanya.
Akan tetapi, bagaimanakah selama ini Anda melihatnya dengan kaca mata self development, dari kacamata pengembangan diri Anda sebagai seorang pembelajar? Anda mungkin lupa, atau bahkan Anda mungkin belum melihatnya. Itulah yang terjadi, dan itulah yang mungkin sudah terlanjur menjadi kebiasaan. Anda mungkin telah melupakan, bahwa itu bukan hanya peristiwa sosial yang nyata, akan tetapi juga pelajaran untuk pengembangan.
Maka, tidak aneh jika kemudian muncul berbagai reaksi terhadap semua itu, yang seolah-olah berkata, "kok bisa ya?" Ya tentu saja bisa! Lha wong selama ini sudah terlihat dengan jelas bahwa arahnya memang ke sana kok. Hanya saja, selama ini banyak orang hanya melihatnya sebagai sebuah fenomena sosial, fenomena melorotnya ekonomi, fenomena mundurnya sikap ke arah yang lebih "semau gue" dan "yang penting gue". Di mana fungsinya sebagai alat pengembangan diri, sebagai alat belajar dan antisipasi?
Hidup Anda bisa berubah hanya dalam sekian detik. Dan itu, Anda yang melakukannya, bukan Saya. Bukan siapa-siapa. Hidup kita bisa berubah dalam sekian detik, dan itu karena kita sendiri. Jika belajar Insya Allah positif, dan jika tidak tentu negatif.
Pertanyaan kedua, biasanya Saya jawab dengan berkaca pada berbagai kenyataan lain, yang melekat pada diri kita. Apakah uang Anda permanen? Apakah Anda akan selalu sehat sejahtera? Apakah nyawa Anda permanen? Apa yang harus Anda lakukan? Tentu saja memeliharanya selagi bisa!
Dan khusus untuk workshop Saya yang tentang percaya diri itu, Saya kembalikan saja kepada si penanya, bahwa semua ini adalah tentang mempercayai diri sendiri. Maka, seberapa jauh dan kuatkah keinginannya, untuk mempertahankan dan memelihara rasa percaya diri itu? Seberapa percayakah Anda, bahwa Anda memang akan selalu percaya diri? Tahukah Anda cara mempertahankannya?
Pada intinya, Anda tidak punya pilihan lain, kecuali melakukan tugas memelihara, sebagai limpahan tugas dari Tuhan Yang Maha Pemelihara. Sebesar apapun yang diamanatkan kepada Anda, dan tentu saja: sekecil apapun.
TIDAK ADA YANG KECIL UNTUK PENGEMBANGAN DIRI ANDA
Perubahan hidup seseorang adalah sebuah titik sentak. Adalah benar bahwa prosesnya berjalan dengan durasi dan eskalasi tertentu. Namun demikian, event perubahan itu sendiri adalah sebuah titik. Sebuah titik puncak, yang karena merupakan puncak, seringkali terlewatkan dan dianggap kecil. Dan jika itu yang terjadi, maka bahkan prosesnya pun kita sering lupa. Kok bisa begini ya? Aku nggak habis pikir hasilnya seperti ini?
Apa yang disebut dengan proses perubahan, adalah kumpulan dari titik-titik event perubahan. Kumpulan dari sentakan-sentakan yang mendaki. Ketahuilah bahwa pendakian perubahan tidak akan pernah mulus. Maka, proses perubahan lebih akurat digambarkan sebagai serangkai undakan anak tangga, ketimbang sebuah grafik yang melengkung dengan halus.
Adalah tidak aneh bahwa hidup seseorang bisa berubah - ke arah yang baik maupun ke arah yang buruk, hanya dalam waktu yang singkat dan dengan sebuah peristiwa yang "kecil". Betapa banyaknya kisah sufi yang memberi contoh, bahwa hal kecil adalah pelajaran yang sangat besar dan berharga. Maka, janganlah lagi Anda meremehkan apa yang Anda sebut dengan kecil, sebentar, singkat, "se-upil", "teri", minim, pendek, atau sekilas saja. Berhati-hatilah, karena semua itu sangat mungkin bisa merubah hidup Anda.
Jika Anda mabuk, kemudian Anda menusuk seseorang hingga mati, maka hidup Anda jelas berubah. Jika Anda tidak sengaja menabrak orang lain hingga sekarat, hidup Anda juga akan berubah. Berapa detik?
Perubahan besar di dalam hidup Anda, juga bisa terjadi "hanya" karena hal-hal yang "kecil".
Seorang peserta workshop Saya, menyatakan sangat puas di sore hari setelah selesai acaranya. Akan tetapi, ada pernyataan dia yang membuat Saya ingin menyelidiki. Pernyataan kepuasan itu, diutarakan dengan menyisipkan kata "padahal". "Saya sangat puas, padahal Saya ikut workshop ini dengan tanpa sengaja." Dua hal bahkan yang menggoda Saya, "padahal" dan "tanpa sengaja".
Waspadalah, there is no such thing as "padahal" dan "kagak sengaja". Semuanya adalah keputusan Anda. Dan tidaklah bijaksana jika Anda mengatakan "padahal" dan "tidak sengaja", hanya berdasarkan fenomena fisik saja. Sebab jika Anda terjerat olehnya, Anda cenderung mengecilkan berbagai hal yang sebenarnya besar dan bisa merubah hidup Anda.
Besar atau kecil, tidak terletak pada fenomena fisiknya. Sebab, bukan itu realitanya. Realitanya, adalah apa yang ada di kepala Anda. Itu sebabnya, Anda dianjurkan untuk tidak berhenti membaca sebuah buku, jika telah selesai membacanya sekali. Setiap orang bijak, akan mengatakan, "bacalah lagi, bacalah lagi, dan bacalah lagi". Jika Anda berhenti membacanya setelah satu kali, maka Anda telah mengecilkan makna sebuah buku, hanya karena frekuensi bacanya. Padahal, jika sekali baca belum berpengaruh pada diri Anda, tidak berarti membacanya sekali lagi akan begitu juga.
Jika Anda mendapatkan kado ulang tahun dari "yayang" Anda, dan Anda hanya mendapatkan sebuah figura, padahal Anda berharap mendapatkan berlian dan permata, apa reaksi Anda? Kecewa dan kemudian mengecilkannya? Jangan! Berpikirlah bahwa "yayang" Anda telah berupaya sekerasnya, dengan sepenuh cinta, dengan setulus hati, dengan rasa sayang setengah mati. Hanya itulah yang akan membuat Anda, tidak kehilangan makna.
Saya menelusuri ke staf Saya, berkaitan dengan "sejarah" dari peserta workshop Saya tadi. Dan ternyata, dia sudah menunda untuk mengikuti workshop Saya sampai tiga kali. Beginilah cerita peserta itu kepada Saya.
Di suatu siang, ia memasuki sebuah kantin di bilangan Kuningan, untuk lunch. Hari itu, kebetulan ia sendirian. Di pintu kantin, ia melihat sebuah meja agak di pojokan, kosong tanpa penghuni. Ia menuju ke sana. Duduk dengan manis, dan mulai membaca menu mencari penganan yang dia mungkin suka. Dari sudut matanya, ia memperhatikan bahwa mejanya belum dibersihkan. Di sudut yang lain, matanya tertumbuk pada selembar kertas lusuh yang sudah setengah basah. Pikirnya, itu adalah kertas yang ditinggalkan oleh pejajan sebelumnya. Hmm, kertas yang sedang diremehkan dan dianggap tak berguna.
Selesai makan, ia penasaran. Disambarnya kertas itu, dan dibawanya pulang ke kantor. Entah bagaimana, kertas itu tetap dipertahankan dan tidak dibuangnya ke tong sampah. Mungkin, karena ia mulai tertarik dengan isinya, informasi tentang workshop Saya.
Saya tidak tahu apakah brosur workshop Saya itu sering dibacanya atau tidak, akan tetapi menurut staf Saya, ia menunda ikut sampai tiga kali, sebelum akhirnya memutuskan untuk hadir dan mengikuti. Mungkin, fenomena fisik yang sama juga masih menghinggapinya, hingga ia belum juga terpengaruh olehnya. Atau, waktunya yang belum memungkinkan, tapi ia sendiri juga mengatakan bahwa waktunya longgar karena ia cukup "boss" di kantornya.
Dan seperti yang sudah Saya ungkapkan di atas, ia mengatakan sangat puas setelah mengikuti workshop Saya. Berubahkah hidupnya? Ya! Berulang kali ia menelepon Saya, hanya untuk berbincang dan mengingatkan kembali, bahwa kini ia sudah lebih percaya diri.
Hidupnya berubah. Dan itu terjadi, "hanya karena" selembar brosur, yang telah lusuh dan kumuh tertumpah kuah mi ayam, yang semula diremehkannya dan ditemukan "tanpa sengaja"! Waspadalah, dan berhentilah membesar-kecilkan makna, hanya karena fenomena fisiknya. Tidak baik untuk Anda.
HAL KECIL BISA BERBAHAYA UNTUK ANDA
Anda mungkin sudah pernah mendengar cerita ini.
Seorang jenderal, berkuda di depan memimpin pasukannya memasuki sebuah kota. Ia dan pasukannya, baru saja menaklukkan kota itu. Maka, parade kemenangan itu mulai dirayakan saat memasuki kota taklukan dengan gagahnya. Dagu Sang Jenderal terangkat saat memasuki gerbang kota. Kudanya pun melangkah dengan gagah. Begitu pula pasukannya.
Di sepanjang jalan utama, di kiri dan kanan jalan setiap orang duduk bersimpuh. Merendahkan diri sebagai bangsa yang telah takluk. Mengangkat kepala pun mereka tidak berani. Dipancung nanti. Begitulah, Sang Jenderal dan pasukannya, derap demi derap menyusuri jalan utama kota.
Di suatu belokan, Sang Jenderal melihat seorang tua terbungkuk-bungkuk, tertatih melangkah perlahan menyeberangi jalan. Sang Jenderal tersinggung melihatnya. Ia yang merasa sebagai penakluk, harus terhalang jalan oleh seorang tua renta yang kumuh dan baunya tercium kemana-mana. Ditegurnya Pak Tua itu dengan keras, "Hei tua renta! Tahukah engkau siapa aku? Akulah penguasa kota ini sekarang!"
Pak tua itu mengangkat kepalanya perlahan, memandang Sang Jenderal sebentar, dan kemudian tanpa acuh meneruskan langkahnya menyeberang jalan. Perlahan dan menggemaskan. Sang Jenderal pun naik pitam. Jika saja tidak tua renta, ia sudah menghunus dan menebaskan pedangnya. Ia sekali menghardik, "Hai kau tua renta, engkau pikir dirimu siapa! Minggirlah sebelum kupancung kepala busukmu itu!"
Sekali lagi, Pak Tua berhenti dan mengangkat kepalanya, dan sekarang ia mengangkat tangannya, menegakkan jari telunjuknya, memberi isyarat tanda memanggil. Bukan kepalang kemarahan Sang Jenderal. Sesak dadanya dan mendidih kepalanya. Tanpa sadar, ia menggiring kudanya mendekati Pak Tua renta. Dipelototinya Pak Tua itu tanpa bisa berkata apa-apa. Pak Tua, dengan nekatnya terus menggerakkan telunjukknya. Kurang dekat, mungkin itu maksudnya. Ia ingin mengatakan sesuatu.
Di atas kuda, Sang Jenderal sudah tertelan oleh kemarahannya atas "keremehan" Pak Tua. Tapi saking tak tahu harus bagaimana, ia malah menjulurkan kepalanya untuk bisa mendengar bisikan Pak Tua. Setelah begitu dekat telinga Sang Jenderal ke mulut Pak Tua, Pak Tua itu membisikinya dengan desahan lirih yang hampir tak terdengar.
"Saya Izroil..."
Jenderal itu melorot dari kudanya dan langsung mati.
Berhentilah mengecilkan sesuatu, hanya karena fenomena fisiknya. Anda akan kehilangan makna. Padahal itu, mungkin saja bisa merubah hidup Anda.

Rabu, 02 April 2008

Important Tips

Pemberitahuan penting kesehatan

Kurangi TEHyangkamu konsumsi
Jangan membiasakan memakan roti yang telah dipanggang.
Jaga jarakmu dari telepon genggam DALAM KONDISI DI CHARGE
minum banyak AIRpagi hari, kurangi minum pada malam hari
Jangan meminum kopi DUA KALI satu hari
Kurangi makanan BERMINYAKyang kamu konsumsi
Waktu tidur terbaik dari 10pm pada malam hari ke 6am pagi-pagi
Jangan makan BESAR setelah 5pm
Jangan mengambil alkohol lebih dari satu gelas / cangkir satu hari
Jangan meminum pil dengan air DINGIN
Jangan langsung berbaring setelah minum obat disaat sebelum tidur

tidur KURANG dari 8 jam dapat mempengaruhi kesehatanmu
Orang-orang yang terbiasa tidur sebentar tidak akan mudah menjadi tua

Ketika baterai LOW, jangan menjawab telpon, radiasi yang dihasilkan bisa 1000 kali
Jawab telpon dengan telinga KIRI
Ini akan merusak otakmu secara langsung jika mempergunakan telinga kanan
Jangan mempergunakan headphone / penyuara kuping dalam jangka waktu yang LAMA
Rehatkan telingamu sebentar setelah 1 jam

Rabu, 26 Maret 2008

ADAB MENDENGAR ADZAN

Kematian itu pasti menjelma. Hanya masa dan waktunya yang tidak kita ketahui. Coba kita amati. Mengapa kebanyakan orang yg nazak, hampir ajal tidak dapat berkata apa-apa.. lidahnya kelu, keras dan hanya mimikmukanya yang menahan kesakitan 'sakratul maut'.Diriwayatkan sebuah hadist yg bermaksud: "Hendaklah kamu mendiamkan diri ketika adzan, jika tidak Allah akan kelukan lidahnya ketika maut menghampirinya. "Ini jelas menunjukkan, kita disarankan agar mendiamkan diri, jangan berkata apa-apa pun semasa adzan berkumandang. Sebagai orang beragama Islam kita wajib menghormati adzan. Banyak fadhilatnya.
Jika lagu kebangsaan berkumandang, kita diajar agar berdiri tegak dan diamkan diri. Mengapa ketika adzan kita tidak mendiamkan diri? Lantas sesiapa yang berkata-kata ketika adzan, Allah akan kelukan lidahnya ketika nazak. Kita takut dengan kelunya lidah kita semasa ajal hampir tiba maka kita tidak dapat mengucap kalimah "Lailahaillallah.." yang mana siapa yang dapat mengucapkan kalimat ini ketika nyawanya akan dicabut, Allah dgn izinNya menjanjikan syurga untuk mereka.
Maka dari itu marilah kita sama-sama menghormati adzan dan mohon kepada Allah supaya lidah ini tidak kelu semasa nyawa kita sedang dicabut. "Ya Allah! Anugerahkanlah kematian kami dengan kematian yang baik lagi mulia, lancarkan lidah kami mengucap kalimat "Lailahaillallah.." semasa sakratul maut menghampiri kami. Amin.. amin.. amin Yarabbal aa'lamiin..

"WASIAT NABI MUHAMMAD S.A.W. kepada SAIDINA ALI R.A.;
Wahai Ali, bagi orang 'ALIM itu ada 3 tanda2nya:
1) Jujur dalam berkata-kata.
2) Menjauhi segala yg haram.
3) Merendahkan diri.

Wahai Ali, bagi orang yg JUJUR itu ada 3 tanda2nya:
1) Merahasiakan ibadahnya.
2) Merahasiakan sedekahnya.
3) Merahasiakan ujian yg menimpanya.

Wahai Ali, bagi org yg TAKWA itu ada 3 tanda2nya:
1) Takut berlaku dusta dan keji.
2) Menjauhi kejahatan.
3) Memohon yang halal kerana takut jatuh dalam keharaman.

Wahai Ali, bagi AHLI IBADAH itu ada 3 tanda2nya:
1) Mengawasi dirinya.
2) Menghisab dirinya.
3) Memperbanyakkan ibadah kepada Allah S.W.T
Uang RM50 atau S$50 kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak derma masjid, tetapi begitu kecil bilakita bawa ke supermarket. 45 menit terasa terlalu lama untuk berzikir tapi betapa pendeknya waktu itu untuk pertandingan sepak bola.Semua insan ingin memasuki syurga tetapi tidak banyak yang berfikir dan berbicara tentang bagaimana untuk memasukinya.

Kampung Daun






Nonton Piala Asia